Konon kabarnya Goa Jatijajar ditemukan petani yang memiliki
tanah di atas Gua tersebut yang bernama Jayamenawi. Kisah penemuan Gua
Jatijajar, berawal pada saat Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian dia
jatuh ke sebuah lobang, setelah terbangun dari jatuhnya, dia melihat ke
sekeliling, lalu melihat ke atas, dan ternyata di atas ada sebuah lobang
ventilasi yang ada di langit-langit Gua tersebut.
Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari
tanah yang berada di bawahnya sekitar 24 meter. Pada mulanya pintu Gua masih
tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupinya dibongkar dan dibuang
untuk mencari pintu keluar. Terbentuklah pintu Gua yang sekarang digunakan
sebagai pintu masuk tempat wisata ini. Karena di depan pintu Gua tersebut 2
pohon jati yang besar dan tumbuh sejajar, maka gua tersebut akhirnya diberi nama
Gua Jatijajar.
Pada tahun 1975, Gua ini mulai dibangun dan dikembangkan
tempat wisata di Kebumen. Dimana ide dari pengembangan Goa Jatijajar sebagai
tempat wisata adalah Gubernur Jawa Tengah, Bapak Suparjo Rustam. Yang waktu itu
menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak Supeno Suryodiprojo. Untuk melancarkan dan
melaksanakan pengembangan Gua Jatijajar, ditunjuk langsung oleh Bapak Suparjo
Rustam yaitu CV. AIS dari Yogyakarta. Yang kala itu dipimpin oleh Bapak Saptoto
yang berprofesi sebagai seorang seniman diorama terkenal di Indonesia. Sebelum
dilaksanakannya proyek pembangunan Jatijajar, terlebih dahulu Pemerintah daerah
Kebumen mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Gua.
Lahan yang diperlukan dengan luas 5,5 hektar.
Setelah Gua Jatijajar dibangun, pengelolaan tempat wisata
eksotis ini dipegang oleh Pemda Kebumen. Sejak Gua Jatijajar dibangun, di dalam
Gua sudah ditambah bangunan-bangunan seni. Salah satunya antara lain pemasangan
lampu listrik sebagai penerangan, ornamen untuk keindahan gua, trap beton untuk
memberikan kemudahan bagi wisatawan untukmasuk ke dalam Gua Jatijajar. Serta
ditambah dengan pemasangan patung-patung atau diorama.
Goa Jatijajar, goa terbaik dan terindah di
Kebumen. Selain memiliki goa Petruk, di Kebumen juga ada gua yang sangat
terkenal dan dijadikan tempat wisata yaitu Goa Jatijajar. Tempat wisata Gua
Jatijajar adalah tempat wisata gua alam yang terletak di Desa Jatijajar,
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.
Gua Jatijajar terbentuk dari batu kapur. Dengan panjang dari
pintu masuk ke pintu keluar sekitar 250 meter. Lebar gua Jatijajar sekitar 15
meter, tinggi gua Jatijajar 12 meter, dengan ketebalan langit gua Jatijajar
sekitar 10 meter. Sedangkan untuk ketinggian gua Jatijajar dari permukaan laut
adalah 50 meter.
Sejarah Terbentuknya Goa Jatijajar
Konon kabarnya Goa Jatijajar ditemukan petani yang memiliki
tanah di atas Gua tersebut yang bernama Jayamenawi. Kisah penemuan Gua
Jatijajar, berawal pada saat Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian dia
jatuh ke sebuah lobang, setelah terbangun dari jatuhnya, dia melihat ke
sekeliling, lalu melihat ke atas, dan ternyata di atas ada sebuah lobang
ventilasi yang ada di langit-langit Gua tersebut.
Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari
tanah yang berada di bawahnya sekitar 24 meter. Pada mulanya pintu Gua masih
tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupinya dibongkar dan dibuang
untuk mencari pintu keluar. Terbentuklah pintu Gua yang sekarang digunakan
sebagai pintu masuk tempat wisata ini. Karena di depan pintu Gua tersebut 2
pohon jati yang besar dan tumbuh sejajar, maka gua tersebut akhirnya diberi
nama Gua Jatijajar.
Pengembangan Goa Jatijajar
Pada tahun 1975, Gua ini mulai dibangun dan dikembangkan
tempat wisata di Kebumen. Dimana ide dari pengembangan Goa Jatijajar sebagai
tempat wisata adalah Gubernur Jawa Tengah, Bapak Suparjo Rustam. Yang waktu itu
menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak Supeno Suryodiprojo. Untuk melancarkan dan
melaksanakan pengembangan Gua Jatijajar, ditunjuk langsung oleh Bapak Suparjo
Rustam yaitu CV. AIS dari Yogyakarta. Yang kala itu dipimpin oleh Bapak Saptoto
yang berprofesi sebagai seorang seniman diorama terkenal di Indonesia. Sebelum
dilaksanakannya proyek pembangunan Jatijajar, terlebih dahulu Pemerintah daerah
Kebumen mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Gua. Lahan
yang diperlukan dengan luas 5,5 hektar.
Setelah Gua Jatijajar dibangun, pengelolaan tempat wisata
eksotis ini dipegang oleh Pemda Kebumen. Sejak Gua Jatijajar dibangun, di dalam
Gua sudah ditambah bangunan-bangunan seni. Salah satunya antara lain pemasangan
lampu listrik sebagai penerangan, ornamen untuk keindahan gua, trap beton untuk
memberikan kemudahan bagi wisatawan untukmasuk ke dalam Gua Jatijajar. Serta
ditambah dengan pemasangan patung-patung atau diorama.
(Baca juga : Wisata dan Misteri Gunung Slamet)
Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 sungai atau sendang. Namun
yang dapat dicapai dengan mudah hanya 4 sungai. Empat sungai tersebut adalah
Sungai Puser Bumi, Sungai Jombor, Sungai Mawar, dan Sungai Kantil. Mitos
sendang Puser Bumi dan Jombor yang konon airnya memiliki khasiat digunakan
sebagai perantara untuk segala macam tujuan. Hal tersebut menurut kepercayaan
masing-masing.
Sedangkan mitos pada sendang Mawar, konon airnya jika
digunakan untuk mandi atau mencuci muka. Maka mempunyai khasiat bisa awet muda.
Sedangkan untuk mitos sendag Kanthil, jika airnya untuk cuci muka atau mandi,
maka cita-citanya yang diinginkan akan mudah tercapai. Pada saat ini dibangun
sendang Mawar dan sendang Kanthil yang baru. Sedangkan sendang Jombor dan
sendang Puser Bumi masih alami . Serta keadaan lokasi yang masih belum ada
penerangan serta lokasinya sangat licin.
Keindahan Goa Jatijajar
Di dalam Gua Jatijajar banyak ditemui Stalagmit dan Pilar
atau Tiang Kapur, yaitu sejenis pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit.
Kesemuanya ini terbentuk karena endapan tetesan air hujan yang bereaksi dengan
batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian, proses pembentukan Stalagtit
itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit
paling tebal hanya sekitar 1 cm saja. Oleh sebab itu Gua Jatijajar termasuk
salah satu gua kapur tertua di dunia.
Batuan yang terdapat pada Gua ini adalah batuan yang sangat
tua. Karena umur yang sudah tua itulah maka di depan Gua dibangun patung binatang purba Dinosaurus
sebagai simbol Tempat Wisata Gua Jatijajar. Dari mulut patung itu keluar air
dari Sendang Kanthil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah
kering. Sedangkan air yang keluar dari patung Dinosaurus dimanfaatkan penduduk
sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya
selamat berwisata.