Setelah
Nias Utara menjadi sebuah Kabupaten, kini baik pemda maupun masyarakat mulai
giat mencari peluang bidang-bidang apa saja yang segera dapat digarap dan
dikembangkan. Dan salah satu bidang yang banyak dibicarakan saat ini adalah
daerah pantai sebagai daerah yang dapat segera dikembangkan menjadi tempat
kunjungan wisata. Dari segi geografis ternyata Daerah Kabupaten Nias Utara
kurang-lebih dua pertiga di kelilingi oleh pantai. Mulai dari Awa’ai kecamatan
Sitõlu Õri terus menyusuri Tuhemberua, kecamatan Sawõ, Lafau di Lahewa Timur,
pantai Ture Galõkõ dan pantai Toyolawa di kecamatan Lahewa, pantai Afulu dan
Salonako di kecamatan Afulu.
Dari sekian banyak calon pantai wisata itu, sekarang salah satu yang terkenal adalah pantai Ture Galõkõ di Desa Balõfadoro Tuho. Pada hari-hari libur puluhan kendaraan roda empat dan roda dua yang datang dari berbagai tempat beriring-iringan memasuki pantai ini. Pantai ini sudah menjadi pilihan masyarakat untuk menikmati semilirnya angin pantai dan sambil berenang menikmati bening dan birunya air laut. Keadaan ini pun mendapat sambutan dari masyarakat sekitar dengan mendirikan saung-saung di pinggir pantai untuk menjadi tempat berteduh, tempat istirahat sambil menikmati kopi, teh, soft drink atau air kelapa muda. Bagi masyarakat sekitar bahwa tamu yang datang tidak boleh dibiarkan kehausan atau kelaparan, karena itu mereka menyediakan semua yang dibutuhkan oleh para wisatawan local ini, termasuk kalau menginginkan ikan bakarnya yang cukup nikmat. Demikian juga Pemda (masih pemda Nias) sekarang ini sedang membangun sebuah bangunan yang dapat dijadikan tempat pertunjukkan, yang disekitarnya dibangun pula kamar mandi dan sarana lainnya.
Keistimewaan
pantai ini karena jaraknya cukup dekat dari kecamatan Lahewa, yaitu kurang
lebih hanya empat kilo meter. Dan dari Kecamatan Lotu, ibukota Kabupaten Nias
Utara hanya 25 kilo meter, kurang lebih setengah jam dengan kendaraan roda
empat. Sementara dari Kota Gunung Sitoli jaraknya 80 km yang dapat ditempuh
kurang lebih 2 jam saja. Bagi para pengunjung sebelum menginjakkan kaki di
pantai, akan melewati rumah-rumah nelayan yang tegak tersusun rapi di
kiri-kanan jalan dan seakan berdiri berbaris dengan pohon-pohon kelapa,
sehingga mata menjadi syahdu dan hatipun menjadi damai. Kemudian begitu tiba di
pantai, akan melihat indahnya lautan luas nan biru menyentuh kaki langit,
sementara kaki sendiri dapat menyentuh atau berjalan di atas batu-batu karang
yang sudah disusun sedemikian rupa oleh alam.
Pada
hari libur lebaran yang lalu di antara sekian banyak wisatawan lokal yang
datang di pantai Ture Galõkõ ini, sempat bertemu dan berkenalan dengan dua
orang gadis nias yang cantik-cantik. Mereka sedang duduk menikmati angin
sepoi-sepoi dingin yang datang dari darat menuju laut, menyapa muka dan rambut
yang sedang terurai. Ketika berkenalan, sebagai gadis kota tak malu untuk
menyebut nama dan menyambut hangat tangan sahabat yang baru dikenal. Merekapun
menyebut nama sebagai Rika dan Intan, dua-duanya karyawati swasta di kota
Gunung Sitoli. Ketika di Tanya apa tujuan utama ke pantai Ture Galõkõ, apakah
sekedar jalan-jalan dan memuaskan mata ? “Oh, tidak ! Kami sebentar lagi mau
berenang, sekarang masih panas”, kata mereka. Dan ketika pertanyaan berikut
diajukan : apa kesan setelah ber-kunjung di pantai Ture Galõkõ ? Jawaban
spontan muncul : Ooh, indah, bagus, sangat alami ! Apakah keberatan kalau nanti
foto kalian masuk internet yang mungkin saja dapat dilihat oleh orang-orang
sejagad ? Oh, tidak apa-apa, dengan senang hati, demi untuk Nias ! Jawab mereka
serentak. Sebenarnya masih ingin mengobrol lama dan tukar informasi tapi mereka
sudah siap-siap untuk bersembunyi di bawah air laut dengan berenang merendamkan
tubuh.
(Baca : Pulau Nias menuju wisata dunia)
Pantai Ture Galõkõ layak untuk segera dikembangkan sebagai
salah satu tujuan wisata pantai. Barangkali agar terlihat cantik, saung-saung
yang sudah dibangun oleh penduduk sebagai tempat berjualan aneka minuman dan
makanan perlu ditata dan disusun rapi. Tidak seperti sekarang, masing-masing
orang membangun sesuai dengan keinginan dan seleranya. Bentuk saungnya juga
perlu diberi ciri khas rumah adat dan dibangun seragam.
Para pedagang sangat
perlu menjaga kebersihan tempat dan tidak membuang sampah sembarangan.
Pantainya agar ada daya tarik perlu usaha keras dari pemerintah misalnya
dibeberapa lokasi di atas batu-batu karang dapat di pasang papan-papan atau
kayu untuk bisa tempat berjalan kaki. Kemudian perlu ditentukan lokasi tempat
berenang yang aman yang dibawah atau di dasar lautnya tidak ada batu-batu
karang. Juga perlu ada perahu-perahu yang baik dan bersih untuk berlayar
melihat pasir putih, yang dari kejauhan terlihat dekat. Perlu juga penataan
rumah-rumah penduduk di kiri-kanan jalan masuk pantai agar dapat menonjolkan
suasana khas desa yang masih asri dan tenang. Masyarakat desa segera
diberdayakan untuk dapat membuat souvenir-souvenir sebagai home industri, sebab
ini adalah salah satu daya tarik karena para wisatawan dapat membawanya pulang
sebagai kenang-kenangan. Kalau hal-hal ini segera dapat dilakukan, niscaya
pantai Ture Galõkõ dalam beberapa tahun ke depan, dapat menjadi salah satu
andalan tujuan wisata di Kabupaten Nias Utara.